Weeknotes 004 (ID)
Happenings
Tiga minggu berturut-turut diisi dengan berita duka, tiga minggu berturut-turut juga suami saya dinas luar. Minggu ini diisi dengan bekerja, urus kucing, kecapekan, dan begitu terus bolak-balik. Padahal sebenernya lagi gak ada event besar juga. Masih persiapan menuju dua event besar, keduanya dilaksanakan di bulan Oktober.
Hari Kamis lalu, saya dapat kabar dari grup angkatan: salah satu dari kami meninggal. Bukan teman dekat, namun kami sering berinteraksi saat tahun pertama. Sebagaimana kehidupan, setelah berbeda program studi, kami tidak lagi mengobrol, hanya berinteraksi lewat media sosial.
Tetap saja, saya bersedih untuknya. Teman yang baik dan cantik--and I'm not saying this just because she's beautiful. Karena kecantikannya, dulu dia terkenal di angkatan, luar angkatan, bahkan kayaknya seluruh kampus. And then there's me, the ugly and unpopular one. Berhubung nggak pernah jadi orang cantik yang gaul, dulu saya kaget karena mendiang teman saya ini adalah orang yang genuinely interested dan suka mengobrol dengan saya, ngomongin hal-hal aneh dan random.
She's funny and genuinely kind. Mengingat kenangan-kenangan kecil itu bikin saya nangis tanpa sadar. Thank you for being a kind friend, thank you for laughing with me. Lupa-lupa inget, tapi kayaknya dialah yang ngajakin saya perform flashmob waktu Pasar Seni. Forever will be one of my best memory.
Besok akan jadi pekan kerja yang sibuk. Saya belum tahu mau adaptasinya gimana, karena masih juga demotivasi. Lelah berkepanjangan ini harus saya tanggulangi, karena takutnya nanti malah berefek pada performance, semangat kerja, dan tentu saja pada rekan-rekan saya juga. Saya akan memikirkannya sampai akhir tahun sambil berusaha memberikan yang terbaik.
Apakah saya masih akan terus bekerja seperti ini tahun depan, dengan kelelahan berkepanjangan dan anxiety setiap hari Minggu? I don't know. Saya suka pekerjaannya, tapi risiko bekerja di kantor komunikasi publik sebuah instansi populer (haha) memang rasanya seperti taruhan setiap hari. Nggak tahu apa yang akan muncul dan apa yang harus dikerjakan, di luar pekerjaan rutin yang pasti ada.
Things
Lima hari bolos treadmill, saya jadi pegal-pegal. Sabtu-Minggu menandai saya mulai treadmill lagi dan rasanya menyenangkan. I found that I work better when I don't watch videos. Jelas sih karena saya nggak terdistraksi apa pun. Tapi butuh kondisi khusus di mana saya merasa workout menyenangkan banget sehingga nggak butuh video. Mungkin nanti akan saya tukar pakai musik.
Mencoba menghilangkan kebiasaan langsung cek feed (instagram, threads, atau x) begitu bangun tidur. Tadi pagi nggak lihat itu semua dan langsung milih workout, sehingga pagi saya dimulai dengan video YouTube. Namun setelah itu saya juga merasa tidak nyaman menonton video, sehingga menghabiskan workout tanpa video apa pun. Mungkin berhenti cek feed saat bangun tidur akan membuat fokus saya lebih baik? Who knows! (I know, but it's still kinda hard to do)
Iseng pakai habitica untuk tracking habits. Saya nggak suka pakai software tracking habits yang terlalu kompleks, tapi penasaran apakah full gamification system akan membuat saya lebih antusias. Jawabannya: Engga. Malah saya pusing mana yang harus diset: daily, to-do, positive negative habits.... saya akan pakai metode paling gampang aja, aplikasi lain yang lebih sederhana. Atau malah: pakai halaman bearblog ini.
That concludes my weeknotes for this week. Pakai Bahasa Indonesia campur-campur karena lagi berasa capek nulis bahasa Inggris. But well, I won't hold myself; bahasa apa pun di blog ini nggak terlalu penting, yang penting saya nulis.
Cheers!
Mega