Terpaksa Pindah Akun Threads
Selamat idulfitri yang sudah terlewat, dari akun threads saya yang baru!
Agak ironis: di minggu ketika saya berkata pada diri sendiri akan mengurangi berkegiatan di media sosial, akun Threads saya tidak bisa diakses.
Harusnya sih saya senang karena idenya didukung, tapi 'kan saya berjejaring di sana juga untuk mencari sesama blogger. 😭 Sejauh ini Threads yang paling kondusif untuk berjejaring menggunakan teks.
Selama mudik ke Jambi kemarin, saya tetap bisa mengakses akun Threads saya seperti biasa. Saya ingin menulis lebih banyak, jadi memutuskan uninstall aplikasi yang di ponsel agar tidak tergoda membuka. Tapi saya masih bisa mengakses lewat browser sesekali.
Saat hendak login via browser, Mendadak muncul perintah untuk konfirmasi akun dengan mengetikkan kode. Karena hal ini kadang terjadi, apalagi saya sedang berada di lokasi yang tidak familier, jadi saya turuti saja.
Akun Threads saya terhubung dengan akun Facebook, email, dan nomor ponsel. Banyak, kan?
Ya, karena saya malas berurusan dengan akun yang dibatasi dan tidak bisa diambil kembali. Saya memilih salah satu metode verifikasi dan menunggu. Harusnya nggak sampai semenit saya sudah dapat kodenya.
Harusnya. Karena saya menunggu dan kodenya tidak datang-datang. Saya mencoba metode lain yang tersedia: cek ke akun email (tidak ada, meskipun sudah dicek ke arsip dan spam), nomor ponsel via WhatsApp(ada dua nomor ponsel, tidak ada yang masuk), dan nomor ponsel lagi (akhirnya kodenya masuk).
Ternyata bukan berarti masalahnya selesai. Saat saya hendak login, halaman jadi putih. blank. Saya reload berkali-kali, tetap sama. Clear cache, sama. Saya kembali install-uninstall, masih tidak bisa juga.
Ganti password? Bisa. Nah loh. Kodenya masuk dengan lancar jaya, tidak ada gangguan di layar. Tapi saya nggak bisa masuk karena begitu login dengan password baru, ada permintaan konfirmasi akun kembali. Lha, saya bingung mengapa kalau ganti password bisa, tapi konfirmasi akun tidak bisa.
Saya kira akun saya kena block Meta seperti banyak akun lainnya yang akhir-akhir ini kena sapu, namun ternyata tidak. Akun saya masih bertengger seakan-akan saya bisa mengaksesnya. Padahal, boro-boro!
Setelah mencoba login dan gagal terus, dan pulang mudik juga belum bisa saya akses, akhirnya saya menyerah. Mungkin akan ada waktunya saya bisa mengakses akun itu lagi. Mungkin juga enggak. Daripada mentok terus, ya sudah, saya bikin akun baru sekaligus email baru.
Lumayan, algoritma juga ter-reset dan bisa bikin saya mengatur lebih leluasa.
Menjaga website sebagai rumah
Akun saya sebenarnya masih beruntung karena masih ada. Kemarin, beredar banning spree di Threads, yang dilakukan oleh meta. Akun-akun dengan followers besar jadi sasarannya, dan banyak di antaranya adalah orang-orang yang saya follow.
Sebut saja: Ibun Amik, Mas Musli, dan Pack Iqbal. As for now, baru akun Ibun yang berhasil kembali (tapi mereka semua juga aktif di akun-akun barunya). Akun-akun yang saya sebut adalah content creator yang memiliki produk, kelas, dan tentunya mendapatkan customer (salah satunya) dari jejaring Threads.
Karena mereka punya email list dan website, dengan gerak cepat mereka membuat akun baru dan sebagian follower-nya bisa tahu kabar mereka (termasuk saya). Memiliki beberapa media sosial memang bisa jadi cadangan, tapi tetaplah saya disadarkan: website (dengan url sendiri) dan alamat email akan selalu menjadi aset yang berharga.
Tentu saja, mereka juga memiliki resiliensi. Bayangkan, sebelumnya follower mereka sudah ribuan. Bikin konten di sana sudah banyak. Kalo saya pasti puyeng banyak dan mager banyak hahahaha. Udah capek-capek membangun audiens malah hilang dalam waktu semalam, bahkan beberapa detik aja.
Pokoknya, kejadian ini membuat saya semakin mantap untuk bercokol di rumah utama saya, yaitu website. Akun media sosial saya mungkin datang dan pergi, tapi domain saya akan tetap di sini.
I love my little homepage!
thanks for reading!3>
kirim komentar lewat email atau mention saya di threads.
Suka baca tulisan saya? langganan atau dukung saya lewat nihbuatjajan.