Gentle Sunday

Pengalaman beli ranjang custom dari Jepara bersama Karim Furniture

Ngisi rumah itu memang proses yang butuh waktu. Buat saya, nggak ada kewajiban buru-buru biar rumah cepat “penuh”. Lebih baik pelan-pelan, pilih barang yang benar-benar dibutuhkan dan tahan lama, daripada sekadar asal beli yang murah tapi akhirnya cepat rusak atau nggak terpakai.

Prinsip itu juga yang akhirnya saya pegang waktu memutuskan untuk bikin ranjang custom. Setelah bertahun-tahun tidur hanya dengan kasur di lantai, saya sadar lebih baik menunggu sampai nemu opsi yang tepat, daripada asal beli ranjang murah yang ujung-ujungnya nggak awet.

Yup! ini sedikit pengalaman saya saat membeli tempat tidur (dipan) baru, dengan proses asistensi yang sepenuhnya lewat WhatsApp.

473257F4-C0B5-47E9-B19A-AAC09FB1C97F_1_105_c

Sudah dua bulan lebih sejak kamar tidur utama punya penghuni baru. Sudah dua bulan lebih juga pekerjaan saya menggerus kehidupan sehari-hari sampai saya nggak punya waktu untuk yang lain-lain. Jadilah, catatan pengalaman ini jadi turut terhambat. Tapi karena sudah dua bulan, jadinya saya sudah bisa menuliskan kesannya dengan mantap.

Empat tahun lebih tinggal di rumah sendiri, kami belum punya ranjang. Sampai baru-baru ini, kami masih meletakkan kasur di lantai hahaha. Yang penting kasur pakai yang bagus.

Namun tetap saja, perbedaan menggunakan tempat tidur sangat terasa. Salah satunya adalah terasa lebih dingin, dekat ke lantai sehingga mudah menghirup debu, dan terasa lembap.

Pertimbangan untuk membeli furnitur besar cukup panjang untuk kami. Furnitur besar akan dipakai jangka panjang, dan kami ingin yang terbaik dengan budget yang ada. Nyar--nyari di Ikea (tentu saja), online, dan beberapa tempat lainnya, nggak nemu juga yang sesuai dengan keinginan. Terutama pada bagian bahan vs budget.

Kami ingin yang bahannya kayu solid, bukan bubuk kayu alias particle board. Pilihan kami pun jatuh pada mebel dari Jepara.

Mengapa mebel Jepara?

E6E91FF4-C595-4AE8-A61A-28BAC69046A1_1_105_c

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mudah: Karena Jepara memang sudah terkenal dengan furnitur kayu berkualitasnya. Siapa sih yang nggak tahu ukiran jati Jepara? Except selera saya bukan ukir-ukiran, karena merawatnya agak susah. Untungnya, pengrajin mebel di sana sekarang sudah update juga dengan tren.

Nggak cuma mebel ukiran dan mebel ala pemain sinetron Jodha Akbar, mebel Jepara sekarang juga ada yang modelnya sesuai dengan tren masa kini, seperti midcentury atau Japandi. Mereka juga jualan di live media sosial atau lewat postingan, dan pembayarannya juga bisa lewat online marketplace.

Bertemu Online dengan Karim Furniture

Memilih vendor online memang rasanya deg-degan. Terlebih karena biaya pembuatan furnitur yang baik sudah pasti tidak murah. Sebelum menentukan, saya terlebih dahulu mencari testimoni dan jejak online. Followers banyak belum tentu jaminan.

Selain vendor yang aktif promosi di Threads, saya juga membandingkan dengan yang ada di Instagram dan TikTok. Saya coba tanya-tanya model dan price list ke beberapa tempat: ada yang harganya tinggi sekali, ada juga yang masih di kisaran serupa. Dari situ saya bisa mengukur rata-rata budget yang dibutuhkan, baru kemudian menentukan vendor yang paling masuk akal.

Karim Furniture saya temukan justru lewat pertanyaan yang saya lempar di Threads. Komunikasi awal dengan mereka terasa paling “manusiawi”: sopan, sabar, dan tidak terburu-buru. Mungkin karena saya menemukannya di Threads juga, ada sedikit bias dari saya? Tapi yang jelas, saya langsung nyaman.

Yang membuat saya akhirnya memilih adalah cara mereka berkomunikasi yang jelas dan rapi. Dalam jual beli online, itu jadi poin krusial karena kita tidak bisa melihat barangnya langsung.

Pembayaran dilakukan off-marketplace dengan nominal minimal 30%. Pelunasan bisa dilakukan setelah barang sampai. Wow, oke banget yak.

Dibanding vendor lain yang jawabannya terkesan “seadanya”, Mas Azka dari Karim Furniture sangat tanggap dan kolaboratif. Terima kasih banyak, Mas! 😊

Pesan furnitur custom adalah tentang kolaborasi

9D79D9F9-D2BF-42A9-B4B4-8715421471E8_1_105_c

Setelah melihat-lihat contoh furnitur yang ada di feed-nya, saya memutuskan untuk membuat desain custom saja, berdasarkan gambar yang saya dapatkan di mesin pencari. Saya pun bertanya, apakah bisa dibuatkan model seperti yang saya maksud?

Sebagai orang teknis yang sehari-hari bergelut dengan vendor dan stakeholder, saya paham betul desain dan terjemahan teknis seringkali berbeda. Berhubung saya tidak pakai desainer furnitur ahli untuk desain yang saya mau, saya harus punya referensi barang "betulan" untuk diinformasikan pada tukang.

Sebelum semua sepakat, harus ada dokumen sebagai patokan. Jadi saya meminta gambar kerja sebelum pengerjaan, supaya hasilnya presisi. Ada gambar pun, saat di lapangan seringkali ada perbedaan, apalagi kalau tidak ada gambar sama sekali.

Di bawah ini adalah contoh gambar kerja. Gambar kerja ranjang custom yang saya buat silakan tanya ke vendornya aja ya, hehe.

Pasted image 20250906094230

Tukang berbeda dengan desainer. Sama halnya dengan saya: saya adalah customer, bukan desainer furnitur. Memberikan referensi desain bukanlah mendesain.

Ada banyak detail teknis yang memang bukan bidang saya, jadi saya tidak bisa sok tahu. Memberikan informasi yang setengah-setengah justru bisa menimbulkan miskomunikasi dengan tukang.

Jadi, ini hal yang saya lakukan:

  1. Pertama, saya menggunakan referensi nyata dari barang yang sudah ada, lengkap dengan ukuran detail. Dalam kasus ini, saya mencoba langsung ranjang Ikea, lalu menjadikannya patokan untuk panjang, lebar, dan tinggi. Dengan begitu, ada standar jelas yang bisa diikuti.

  2. Setelah punya patokan ukuran, saya padukan dengan desain yang saya inginkan. Jadi bukan hanya ukuran yang jelas, tapi juga arah estetika yang saya mau. Panduan visual ini memudahkan komunikasi dengan vendor dan tukang, karena ngobrol di chat sering bikin rancu kalau tidak ada acuan dokumen.

  3. Panduan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar kerja. Pembuatan gambar ini memang ada biaya tambahan, tapi menurut saya penting, apalagi kalau kita bukan desainer atau tidak dibantu profesional. Gambar kerja jadi “bahasa bersama” antara kita dan tukang agar hasil akhirnya sesuai ekspektasi.

Kenapa saya ambil panduan Ikea? Karena Ikea memberikan detail produknya lengkap termasuk ukurannya, dan saya bisa coba langsung barangnya karena outletnya berada di dekat rumah. Saya menggunakan patokan Malm Bed Frame (tanpa laci).

Pasted image 20250904124929

Proses produksi dan pernak-perniknya

Proses pembuatan gambar dilakukan selama satu minggu. Selama proses tersebut, komunikasi berjalan lancar--vendor menjawab saat saya tanya, saya pun tidak mendesak karena membuat furnitur custom tidak boleh buru-buru.

Setelah gambar kerja datang, saya memastikan ukuran dan memastikan kesesuaian dengan referensi yang saya berikan. Masih, komunikasi vendor dan saya sebagai customer menjadi kunci karena semua dilakukan hanya lewat WhatsApp.

Komunikasi jelas dan informatif adalah bagian dari branding. Komunikasi dengan adminnya membuat saya merasa jelas dan aman, sehingga saya

Hal apa saja yang harus diperhatikan, selain dari hasil gambar kerja?

  1. Finishing. Warna finish (pelitur) yang disediakan bisa berbeda-beda. Ada warna muda dan tua. Hasil finishing juga tergantung pada bahan kayu-nya. Metode finishing yang saya inginkan (bleached) membutuhkan waktu proses kayu yang lebih panjang daripada finishing biasa.

  2. Kesesuaian ukuran. Pastikan memang masuk kasur, meskipun sudah ada ukuran tercantum di gambar contekan. Ukur sendiri kasur yang ada di rumah dengan meteran.

  3. Lama pengerjaan. Informasi dari vendor, produksinya kira-kira satu bulan. Sekilas tentu ada pikiran: "Masa sih, ngerjain itu aja bisa sampai sebulan?" Namun perlu diperhitungkan juga bahwa vendor tidak hanya mengerjakan pesanan kita, dan hitungan mereka sudah mencakup kemungkinan-kemungkinan kendala.

Selama satu bulan waktu pengerjaan, saya meminta update seminggu sekali. Komunikasi berjalan lancar, malah saya sih yang sebenernya suka ilang kalo sibuk (....)

Dari komunikasi ini juga saya jadi tahu kalau proses penjemuran kayu bisa memakan waktu lama, terlebih waktu itu hujan suka turun secara tiba-tiba. Saya juga baru tahu kalau pemotongan kayu jati bisa mengeluarkan minyak, yang membuat warnanya sedikit kekuningan.

Kayu jati mengandung minyak alami berwarna kekuningan yang membuatnya tahan lama dan anti-rayap. Namun, kandungan minyak ini juga bisa “naik” ke permukaan saat proses finishing. Akibatnya, hasil akhir dengan warna terang atau bleached sering berubah menjadi agak kuning atau creamy.

Nevertheless, setelah sabar menunggu, akhirnya tempat tidur saya jadi dan bisa dikirimkan oleh jasa kurir.

Pengiriman dan Pemasangan

93B367AA-2DB1-4C25-B739-3E76B70E9BC6_1_105_c

Ternyata di Jepara banyak kurir yang khusus mengantarkan mebel dari sana. Pengirimannya ini lengkap dengan fasilitas pemasangan juga. Jadi, yang memasangkan bukan dari mebeler, melainkan dari perusahaan kurir.

Pengiriman menghabiskan waktu sekitar beberapa hari (saya lupa). Bukan karena perjalanan, tapi karena giliran pengiriman. Karena sistem pengiriman ini juga, jadinya waktu sampai sulit dipastikan. Saya menunggu seharian penuh karena kurir bilang akan tiba di hari Minggu. Memang betul tiba di hari yang dijanjikan, tapi pukul sembilan malam.

Begitu tiba, kurir dan kernet langsung sat-set membongkar barang. Packaging yang diberikan oleh Karim Furniture sangat aman; dibungkus kardus banyak banget untuk meredam guncangan. Bisa dilihat di foto atas, kardusnya sampe bisa jadi mainan kucing-kucing saya sampai hari ini wkwkw.

Pemasangan tempat tidur memakan waktu hanya setengah jam. Kocaknya, si kernet nyuruh-nyuruh suami saya seakan-akan suami asistennya, jadi suami saya agak bete. 😂 Saya maklumi, karena maklumlah ya (hahaha).

Simpulan saya, pemasangan tempat tidur ini bisa dilakukan tanpa bantuan petugas, namun memang membutuhkan lebih dari satu orang. Maklum karena bahannya kayu solid, jadi berat.

1CCDFA78-451C-41A1-ABAC-91FFE63031F8_1_105_c

Pengalaman yang boleh jadi akan diulang

Sesuai harapan, dipan alias tempat tidur jati ini terasa solid dan kokoh. Karena kelamaan pakai kasur di lantai, awalnya sempat nggak terbiasa hahaha. Tapi sekarang sudah nyaman. Kasurnya pas dan akhirnya pandangan mata saya sejajar dengan televisi yang ada di dinding. Selama ini kepalanya agak mendongak soalnya.

Akhirnya setelah empat tahun tidur pakai kasur lantai, sekarang rasanya level up dengan adanya ranjang kayu jati ini. Secara literal, selain karena bahannya bagus, juga karena pandangan mata saya sekarang sejajar televisi (HAHAHA).

Prosesnya memang nggak instan, dari riset, ngobrol sama vendor, bikin gambar kerja, sampai nunggu sebulan. Tapi justru perjalanan itu yang bikin hasil akhirnya terasa lebih berharga, karena saya ikut terlibat dari awal sampai jadi.

Dua bulan pemakaian bikin saya makin yakin kalau keputusan ini tepat. Ranjang ini kokoh, nyaman, dan bikin kamar jadi terasa lebih rapi tentunya. 😆 Sekarang tiap masuk kamar ada rasa puas sendiri: akhirnya rumah punya furnitur besar yang beneran tahan lama, bukan sekadar praktis sementara.

Buat Karim Furniture, tunggu saya nabung dulu ya, abis ini saya mau bikin meja makan. Wkwkwkw.

Salam,
Mega

Vendor: Karim Furniture
Kontak: karimfurniture.reels / Whatsapp: 085712974740


kirim saya jajan atau kirim komentar lewat email.

#2025 #Home and Living #Review #blog