hidup akhir-akhir ini
Dua bulan lebih nggak nulis di sini, jangan tanya gimana rasanya. Kangen banget pokoknya. Tapi kepala saya terlalu penuh dua bulan terakhir, dengan rentetan kegiatan dan pekerjaan yang bikin puyeng.
Mungkin karena intensi saya sekarang adalah fokus ke rumah sambil tetap bekerja, kegiatan dan pekerjaan kemarin lebih banyak terasa stressful. Rasanya nggak align dengan tujuan hidup dan intensi diri, tapi sadar diri saya juga butuh pekerjaan untuk aktualisasi, sosialisasi, dan tentu saja finansial.
Kalo saya sepuluh tahun lebih muda, pengalaman dua bulan terakhir akan jadi hal yang sangat challenging dan bikin bersemangat. Saya malah kebalikannya, jadi lebih lesu hahaha. Empat acara dengan satu acara level nasional dalam waktu dua bulan cukup bikin saya burn out. Belum lagi karena rumah berantakan dan merasa tidak punya waktu.
Bolak-balik ke vendor, begadang dan tidur dini hari, setiap akhir pekan bekerja di lapangan, troubleshoot dadakan karena acara apa pun selalu ada kendala di h-1, problem komunikasi dan politik kantor yang memusingkan, dan sebagainya, dan sebagainya.
Saya bahkan sempat mempertimbangkan kemungkinan pindah unit kerja--yang lebih masuk akal timeline kerjanya, yang lebih sedikit masuk spotlight. Momen-momen kemarin sempat membuat saya mikir, "ini buat apa sih?"
Dengan situasi negara dan ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang, berhenti kerja jelas bukan pilihan. Untuk saat ini, beban kerja sudah kembali stabil, dan saya harap kesibukan seperti kemarin tidak akan terulang.
However, akhir tahun mungkin saya akan merenungkan lagi pilihan ini. Terlebih kalau ada kemungkinan beban kerja tahun depan akan segila itu lagi.